Karena Rasa Pedih Itu Biasa
Semuanya
menjadi biasa. Ketika aku memerhatikanmu diam-diam, ternyata ada seseorang
disana yang kau pandang. Ketika aku memendam perasaan, ternyata tak ada celah
dihatimu untukku. Dan semuanya menjadi biasa, pertemuan singkat sudah sangat
berarti untukku. Lengkungan senyum “tipis”mu yang ku lihat pagi ini. Tak ada
tawa lagi, ketika kau melihatku dan kuceritakan hal bodoh yang mungkin
membuatmu tak bisa melupakannya.
Tapi kini
semuanya menjadi biasa. Kau melewatiku tanpa melirikku sedikitpun. Senyum
“tipis” saja tak dapat ku lihat lagi. Dan kau berbalik, tapi bukan untukku. Ada
seseorang disana, yang juga sedang menunggumu. Dan aku mulai bertanya, apa arti
hari kemarin. Saat kau masih memerhatikanku, menanyakan hal layaknya seorang
kekasih. Menyemangatiku saat aku terjatuh, berusaha menjadi apa yang ku
inginkan. Apa arti semua itu?
Kau
membuatku terbiasa. Terbiasa dengan sikapmu yang cuek. Aku tahu, aku tak pantas
mendapatkan perhatianmu karena kau bukan siapa-siapaku, dan mungkin tak akan
bisa menjadi siapa-siapa dalam hatimu. Lalu kau tersenyum manis, namun bukan
kepadaku “Lagi”. Kau membiarkan aku menonton semua kisahmu dengannya, dan semua
itu membuatku merasa aku memang bukan siapa-siapa.
Dan semua
terasa menjadi biasa. Hati sakit, patah hati, ah itu biasa. Tak perlu aku
takuti hal seperti itu. Karena memang, itu semua hal yang biasa. Kau pergi
dengannya, dan aku menunggu, itu hal yang sangat sangat biasa. Yang menjadi
luar biasa saat kau “mau” melirikku, saat kau “Hampir” tersenyum kepadaku, dan
saat kau “sedikit” memerhatikanku. Hal itu luar biasa, dan hal yang luar biasa
tak dapat dimiliki oleh semua orang.
Aku hanya
menunggu seperti biasa. Tenang, ini hal yang biasa, tak perlu kau resahkan
bahwa suatu saat aku akan berpaling. Hanya menunggu, tak sulit.. KARENA ITU
TELAH BIASA!.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar