Gadis Kecil yang suka merangkai kata
Blogaholic Designs”=

Followers

Yang Nyangkut :D

SURE!

SURE!

Jumat, 08 Maret 2013

cerpen - Riuhnya rintik hujan


Riuhnya Rintik Hujan

Hey, Kamu suka dengan hujan? Kalau aku sangat menyukai hujan semenjak kejadian itu.
***
16 Maret 2010, tepat hari ini sahabatku berulang tahun dan mengundangku menghadiri party-nya di satu hotel. Awalnya, aku tidak bisa datang, soalnya gak ada yang anterin. Sampai akhirnya temen cowo aku mengajak pergi bareng gitu.. ya sudah, aku terima aja ajakan dia. Ebri, dia orangnya baik, dan aku sudah mengenalnya sejak lama.
***
Setelah kami puas bersenang-senang di pesta sahabat aku tuh, Ebri ngajak aku pulang bareng lagi. Sebenarnya aku tidak mau, tapi keadaan memaksa aku untuk terima. Ya sudah, kamipun keluar bersama. Tapi disana hujan. Untunglah hujannya tidak terlalu deras.
Ebri lalu memberikan helm-nya ke aku. Kami pun pulang dibawah langit yang sedang menurunkan hujan. Setengah perjalanan, hujannya menjadi deras. Sangat deras. Aku lalu nyaranin ke Ebri, kita berteduh saja dulu.
Dan akhirnya kita mendapati tempat yang cocok untuk berteduh. Aku segera turun dari motor dan menyelamati tubuhku. Tak lama, Ebri beri jaket tebalnya itu untuk aku. Memang, seperti di film-film gitu. Ya sudah, aku terima.
Tak lama, Ebri memecah kesunyian.
“La, kamu suka hujan gak?”
“Kalau dibilang suka, enggak sih.” Jawabku cuek.
“Lala, aku mau ngomongin sesuatu” Tanyanya.
“ Apa? Aku gak denger.” Sahutku. Mungkin saat itu aku sedang teriak.
Bagaimana tidak, hujannya sangat deras, sangat deras. Suara kami tenggelam karenanya. Ditambah lagi dengan guntur yang bergemuruh.
“ Lala! Aku mau ngomongin sesuatu! Aku cinta sama kamu!”
“Apa? Aku minta sama kamu!!?? Kamu mau minta apa Ebri!?”
“Bukan Minta, tapi Cinta!!”
Aku lalu terdiam. Aku mendengarnya. Ia teriak didepanku. Meskipun hujan sangat deras, namun kata itu bisa ku dengar.
“Apa Ebri? aku gak denger. Nanti aja yah ngomonginnya.” Jawabku seakan-akan tak mendengarnya.
Dia hanya terdiam dan mengangguk pelan. Ia lalu menatap langit yang gelap. Aku tidak tahu apa yang ia rasakan kini. Kecewakah, sedihkah, marahkah?
Sedikit lama untuk menunggu, hujannya mereda. Aku lalu menanyakan sesuatu agar dia melupakan perkataannya tadi.
“Ebri, kamu suka hujan?”
Ia lalu berbalik dan menatapku. “Tadinya begitu. Tapi sekarang aku tidak menyukai hujan.”
Aku tahu, aku tahu kenapa. Maaf Ebri, tapi memang aku tidak menyukai rasa dengan kamu. Entah apa yang akan kukatakan jika saat itu Hujan yang turun tidak terlalu deras. Aku tidak bisa berpura-pura tidak mendengar.
Saat itu, aku mulai menyukai hujan. Bukan karena apa, tapi dia telah menyelamatkan aku..

 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar