Gadis Kecil yang suka merangkai kata
Blogaholic Designs”=

Followers

Yang Nyangkut :D

SURE!

SURE!

Sabtu, 09 Februari 2013

Cerpen - Never Leave You


Never Leave You

 

Aku menatap ke langit dan tahu betapa sepinya diriku. Aku termenung menitikkan air mata dan tahu betapa tak pentingnya keberadaanku. Aku lalu tersenyum, namun tak satupun yang ingin melihat senyumku, aku ingin tertawa tapi tak tahu siapa kan membuatku tertawa.

Aku lalu berbalik, namun yang ku pandangi tak ingin kembali menatapku seperti dulu. Ingin ku jelajahi masa depanku namun ku tahu itu pengaruh masa kini.

Dan kulihat hatiku paling dalam, menyesal memang sakit. Kututup mata ini, seraya mengucapkan sebuah doa

“ Ya Tuhan, bila memang Kau takdirkan ini untuk lebih membuatku memahami suatu hal yang mestinya ku syukuri, maka lanjutkanlah dan buatlah itu lebih sakit bila memang hanya itu yang bisa membuatku menyadarinya. :”) “

Lalu kubuka mata ini. Dunia serasa lebih sejuk, nafasku terasa lepas. Aku tak berani berbalik lagi dan mengulangnya, karena aku tahu Tuhan membuat makhluknya menyesal agar dia selalu berdoa.

Dan Aku lalu menatap ke langit. Birunya membuatku sadar, aku tak sendiri, karena masih ada Tuhan yang selalu menemani langkahku.

Aku lalu termenung, menitikkan air mata seraya menyadari bahwa semua ciptaanMu tak pernah Kau ciptakan dengan sia-sia.

Aku lalu tersenyum, dan berterima kasih karena Engkau masih memberikan senyuman kepadaku J. Dan aku yakin, Engkau menciptakan satu makhluk yang ku anggap sempurna dan dapat lebih dari membuatku tertawa.

Thank You God<3

-Windah Dwi Nuraini M-

 

Kamis, 07 Februari 2013

cerpen : For Muflihah Abustani


One Day In Your Life

For you, Muflihah Abustani. 

Suatu hari nanti.. mau atau tidak.. kau akan temukan yang namanya perpisahan. Dan disaat itu terjadi, kau akan benar-benar merasa kehilangan seseorang yang kau anggap special, baik itu keluarga, sahabat, ataupun pacar.

Kali ini aku merasakan perpisahan dengan seorang sahabatku. Waktu sungguh berputar, ia menunjukkan aku arti sebuah perpisahan. Aku tahu tidak akan ada duka yang membekas di perpisahan itu, namun jika kita berpisah diwaktu yang tidak tepat, pasti kita akan merasakan hal tersebut.

Kukira kita akan melewatinya bersama, Liha. Iyya, Liha. Sahabatku, bahkan lebih dari itu. Dia saudaraku. Dia mengetahui seluruh isi hatiku. Masih banyak yang ingin kukatakan kepadamu. Masih banyak cerita yang ingin kusampaikan kepadamu. Begitupun kamu, aku masih ingin mendengarkan ceritamu, curhatanmu. Cerewetnya dirimu.

Aku tahu, dan pasti akan! Suatu hari kita akan berpisah, dan aku kira itu akan terjadi dua tahun yang akan datang. Bukan sekarang. Tapi kamu malah memilih untuk pindah sekolah.

Memang, baru 1 semester kita jalani bersama, tapi kita begitu sangat dekat. Ku bayangkan jika satu tahun, atau dua tahun yang akan datang. Pasti kita akan sangat akrab. Tapi ternyata maumu hanya sampai disini.

Aku masih ingat, curhatanku.

“ Liha, ternyata dia PHP. Tidak dia tahuji perasaanku.. sakit wehh..”

Kamupun melihatku menangis karenanya. Dan kamu lalu menjawab.

“ Sudahmi windah.. lupakanmi.. masih banyak yang lebih dari dia..”

Oke, oke oke oke. Aku tahu aku cengeng. Tapi, memang itu kenyataannya. Oya Liha, kamu tidak ingat waktu kita kerja mading? Dan kenangan-kenangan yang lalu?

Aku kira itu kenangan itu belum seberapa, kukira masih panjang waktu yang akan kita lewati. dan membentuk kenangan yg lebih indah. Ternyata tidak. Ternyata itu lah kenangan yang terindah.

Kau mengatakan “Ih ka tidak apa-apa ji windah. pulang jeka nanti. Tidak bakalan disana jeka terus”

Tapi, tahukah kau, saat kau mengatakan itu aku merasa kau ingin cepat-cepat memutuskan cerita kita.

Dan memang nanti kita akan bertemu lagi. Namun bukankah akan terasa berbeda? Yakinlah, pasti akan terasa berbeda. Kau akan menemukan temanmu disana, siapa yang tahu? Mungkin ada yang lebih dari saya, yuyun, iffah dan teman-teman Neutron.

Padahal kita sudah berjanji Liha. Akan berjuang bersama demi masuk XI Ipa 1. Dan kembali duduk bersama. Itu janji kamu liha! Setiap kita melewati koridor Ipa 1 kamu mengatakan "kelas kita nantinya disana". Tapi apa?.

Tidak akan kudengar lagi suaramu yang cempreng memanggilku dari lantai diatas, mengajakku pulang bersama, sholat bersama dll. Ke-FRONTAL-an mu mungkin akan hilang nantinya, kamu kan pindah ke pesantren?. Tentu saja. Aku juga pasti akan merindukan itu.

Aku tidak berani mengatakan “Good Bye”. Aku hanya ingin mengatakan,

PERGILAH SOBAT, NAMUN PERGI KARENA UNTUK KEMBALI. DAN YAKINLAH KAU KEMBALI DENGAN MEMBAWA DIRIMU YANG DULU :””)

Minggu, 03 Februari 2013

Story About of Love


Sakitnya Mencintai dan Pedihnya Dicintai

Sekali lagi aku terkejut melihat balasan sms darinya.

“Iya, Aku suka Andin J

Aku tidak tahu harus bagaimana, apakah aku harus sedih, atau senang. Yah, aku juga memang suka dengannya. Tapi dia adalah pangeran sahabatku. Disetiap curhatannya, Lady selalu menyelipkan namanya, Dimas.

“ Andin, kemarin itu gue lihat ada orang pacaran, bueehh deket banget, serasi lagi. Pengen ya gue kaya’ mereka. Yah.. gue ma dimas maksudnya.. hehe”

“ Hah? Segitu sukanya loh sama dimas? Keadaan apapun lo pengenya sama dimas terus.”

“ Iyelah. Ini namanya setia..”

Aku tidak mau menyakiti Lady. Dia sangat baik. Tapi terkadang ego itu merasuki hati, melihat ke satu sisi saja. Aku juga suka Dimas! Dan aku berhak memilikinya. Wow.. apakah aku sejahat itu?

“Apa? Kamu gak salah?” jawabku membalas sms-nya.

“Tidak, Dimas itu suka sama Andin J

Aku hanya terpaku melihatnya. Ingin teriak sekeras-kerasnya! Wow.. aku sangat ingin menceritakan ini ke Lady. Tapi tidak mungkin, Lady juga mencintai orang yang sama. Ohh..

***

Lady tersenyum. Aku lalu menatapnya. Ada apa? Dalam hatiku bertanya-tanya. Dia terlihat sangat senang. Kenapa sih? Aku penasaran. Tapi bukan saatnya untuk bertanya. Sekarang sedang upacara, aku tidak mau ditegur oleh guru.

“ Barisan di bubarkan!!”

Teriakan itu menandakan upacara selesai. Segera ku datangi Lady yang berjalan agak lambat.

“ Woy.. ada apa? Dari tadi gue liat lo senyum-senyum sendiri?”

“ Ah? Gak kok.. seneng aja..”

“ Seneng kenapa?”

“ Nanti gue tanya, kalau memang udah waktunya”

Lady lalu mencubit kedua pipiku lalu berjalan meninggalkanku. Ada apa?
***

Dikelas, hanya ada beberapa siswa, oh, dan ada siswi yang sangat senang. Dikelas Lady masih saja tersenyum-senyum sendiri. Namun kali ini sambil melihat ke layar handphonennya.

“ Lady, lo kenapa sih? Kesambet ya?” Tanya ku.

“ Gak.. gak kok, oya, gue mau ke toilet dulu ya.”

“Ke toilet? Barengan aja yuk..”

“ Ah, gak usah. Tunggu aja disini. Sebentar kok. “ katanya sambil tertawa kecil.

Ia lalu berlari-lari kecil keluar dari kelas. Terlihat di meja itu Handphone Lady. Ketinggalan. Lady memang pelupa. Seperti biasa, aku suka buka twitter di handphone Lady, dan kali ini aku ingin melakukannya lagi.

Tapi Tanpa sengaja, aku masuk ke PESAN Lady. Disana, terlihat sms lady dan Dimas. Oke, itu pasti hanya sms-sms biasa. Tapi penasaran juga sih. Oke, dan aku putuskan untuk melihatnya.

Oh My God!

Lady, bisa ke kelas aku sekarang gak? Aku mau ngasih boneka nih untuk Anniv 1 bulan kita. J Lovvyuu

Hah? Maksudnya? Apa-apaan? Jadi? What?

Aku terdiam. Jadi hari ini Anniv 1 bulan mereka? Tapi kenapa lady tidak memberitahuku kalau dia sedang pacaran dengan Dimas? Kenapa? Tak sadar aku meneteskan air mata. Sakit rasanya. Ternyata selama ini mereka berdua pacaran. Dan aku mengira Dimas tidak menyukai Lady. Aku kira Dimas hanya suka padaku. Tapi Aku salah. Aku rapuh, kecewa, tak percaya. Memang sakit untuk mencintai. Dan baru kali ini aku merasa pedihnya dicintai.. dicintai oleh pacar sahabatku.

“Andin, ada apa?”

Aku tak sadar, Lady telah kembali membawa bingkisan besar. Aku tahu isi bingkisan itu adalah boneka. Darimana kamu tahu, dari sms Dimas, tadi aku baca..:”)

“ Yah, tidak apa-apa. Itu apa Lady?”

“ Tidak apa kok nangis?” tanyanya cemas.

Ia lalu mendekatiku dan menyapu air mataku. “ Tidak.. gue juga gak tahu kenapa gue nangis.” Kataku.

“ Oya, ini boneka buat lo J “ katanya singkat.

Hah? Kenapa? Itukan pemberian Dimas?

“ Loh, kenapa kasih ke gue?”

“ Gak apa-apa kok. Memilikinya sudah cukup, biarlah sebagian apa yang ia berikan kepadaku , kuberikan kepadamu.”

“Maksudnya?”

Ia lalu tersenyum. Maraih handphonennya dari genggamanku. Kemudian berlalu bagai angin. Boneka itu tersimpan di mejaku. Sebenarnya aku tidak mengerti, ”Memilikinya sudah cukup, biarlah sebagian apa yang ia berikan kepadaku , kuberikan kepadamu” . Jadi maksudnya???
Ia lalu berbalik, dari kejauhan, setitik air mata mengalir dipipinya, dipipi Lady.

The End