Gadis Kecil yang suka merangkai kata
Blogaholic Designs”=

Followers

Yang Nyangkut :D

SURE!

SURE!

Minggu, 05 April 2020

#aprilproduktifday6


PENSIL DIANTARA PULPEN

Tidak pernah memilih menjadi beda, dan tidak pernah ingin merasa beda. Tapi menjadi bahan omongan adalah hal yang tidak bisa dihindari sehingga menjadikan aku bertanya-tanya pada diri sendiri, iya yah, kenapa aku seperti itu padahal yang lainnya tidak?

Lahir dari keluarga yang HAMPIR semua berprofesi sebagai tenaga pendidik membuat aku punya beban tersendiri. Ibuku guru SMK jurusan listrik, Ayahku dosen teknik, Tanteku juga dosen, Omku guru, ada yang guru SMA, ada juga guru TK. Kakakku, sepertinya jika diminta menjadi dosen, ia akan setuju, tapi nyatanya Ia akan menjadi dokter. Adikku, entah ingin menjadi apa, yang jelas Ia sangat suka mempelajari teknologi, dan cita-citanya kuliah di Jepang.

Aku? Haha. Bermimpi masuk sekolah seni, tapi ternyata ditempatkan pada “tempat yang sama” meskipun tahu “tempat yang berbeda” adalah tempat yang tepat. Aku dilahirkan sebagai anak tengah yang sangat suka menggambar, melukis, tangannya lincah membuat kerajinan sehingga sekarang punya usaha perkadoan. Bahkan, setelah menjadi mahasiswa Biologi, aku malah mendalami seni paper quilling, cutting paper, felt flower, paper art pop up, scrapbook, belajar menggambar agar lebih baik, mengoleksi berbagai jenis cat, kuas, dan sebagainya. Setelah semua kemampuan dan usahaku itu, kenapa setiap aku pulang kampung, keluargaku masih terus bertanya,

“Mau lanjut S2 dimana? Pertanian aja, kan S1 nya biologi.”
“Cie, harus jadi penerus Ayahmu yah, jadi dosen yah!”
“Wow jangan kalah sama Ayahmu, kamu juga harus kuliah sampai Profesor!”
“Kalau berbisnis itu tidak ada yang pasti, mending jadi dosen, gajinya terjamin.”
Pada akhirnya aku cuman jawab, “Hehehe.. he...”

Tidak ingin terlihat menolak karena pasti akan sangat menyakiti hati orangtua, tapi memaksakan untuk sama dengan ketertarikan mereka ternyata membuatku semakin yakin bahwa aku ini berbeda di dalam keluargaku. Maka terkutuklah aku,  sebab aku ingin terus berbeda. Seperti pensil diantara pulpen, meski harus patah dan terus patah dalam proses belajarnya tapi aku akan meraut diriku sendiri sampai runcing kembali, tepat seperti pensil.

4 komentar :

  1. Kalimat terakhir. :')

    Semangat untuk menjadi pensil diantara pulpen, Win!

    BalasHapus
  2. Nice mbaa, "meski patah dan terus patah aku akan meraut sampai runcing kembali" terimakasih sudah berbagi😊

    BalasHapus
  3. Semangat menjadi beda:))

    BalasHapus
  4. mba, i feel you :') sama bgt plek ketiplek cuma beda fokus jurusannya aja. semangat mba, semoga selalu dimudahkan <3

    BalasHapus