Gadis Kecil yang suka merangkai kata
Blogaholic Designs”=

Followers

Yang Nyangkut :D

SURE!

SURE!

Minggu, 26 Mei 2013

Cerpen - Berusahalah Jadi Setia


Berusahalah Jadi Setia

Sepertinya, saya sedang jatuh cinta. Sepertinya, saya mencintai dia. Diam-diam, fikiranku terus menampakkan sosok dia. Sebenarnya, saya malu untuk mengutarakannya. Karena dia, bukan siapa-siapa saya. Dan saya selalu merasa, sayalah orang yang paling setia menunggu dia!
Dalam gelisah saya merindukan dia.

***

Bagaikan aku sedang memeluk kaktus.

Mungkin, ini adalah kesalahan terbesarku. Mencintainya namun tidak pernah berani mengungkapkannya. Kepada siapa pun! Siapa pun!. Termasuk para sahabatku, tak ada yang tahu soal perasaan ini.

Yang aku sadari adalah, seharusnya dari awal mereka sudah tahu. Membuat mereka akan membantuku, mungkin(?). Dan penyesalan terbesarku adalah, membiarkan sahabatku mencintai dia!

Mungkin, disinilah aku harus belajar. Banyak. Belajar melupakan, belajar merelakan, dan belajar menerima kenyataan. Masa yang sedang ku lalui sekarang adalah... MOVE ON.

Lama.. lama.. perasaanku tercabik, melihat kemesraan sahabatku dan dia. Tapi, apa yang akan ku lakukan? Memberontak? Menangis di hadapannya? Sambil berkata ‘Aku lebih dulu mencintai diaaa’ di depan sahabatku? Ah, kurasa tidak.

Kalaupun ku lakukan itu semua, dan sahabatku merelakan dia berpaling kepadaku, semuanya tidak akan berjalan dengan indah. Malah, akan menjadi lebih sakit.

Akhirnya, aku mencoba membuka hati lagi. Kepada siapapun yang mampu membuatku tidak memikirkan dia. Mampu membuatku merasakan arti cinta sesungguhnya, dan mampu membuatku melupakan kata sakit itu. Disinilah aku merasa aku sudah tidak setia menunggunya.

***

 

Cinta itu akhirnya datang. Terbang bersama kupu-kupu... hinggap dipundakku. Dan berbisik, dialah orangnya.

Di matamu aku melihat ketenangan.. di sampingmu aku merasa aman... dan diperhatikan olehmu aku menjadi bahagia. Siapakah kamu? Hanya seseorang yang datang di waktu yang tepat, katamu.

“Pernah disakiti?” Tanyamu.

“Pernah. Sering.” Jawabku.

“Kalau begitu, aku tidak akan melakukannya. Soalnya kamu sudah pernah rasakan disakiti.”

“Pernah menangis karena cowo?” Tanyamu lagi

“Selalu.”

“Haha yah, aku juga tidak akan melakukan itu, kamukan sudah pernah” kamu tertawa lepas dengan jawaban yang ku beri. Dan akhirnya kamu bertanya lagi. “Sudah pernah dicintai dengan tulus?”

Aku terdiam sejenak. “Belum pernah.”

“Finally, aku akan membuatmu merasakan itu.”

***

Hari-hari ku lewati bersamamu. Hanya denganmu. Kamu benar-benar membuatku merasakan dicintai dengan tulus. Kamu menepati janjimu. Semua ini membuatku tidak mau perfikir akan kata putus. Dan aku mungkin tidak akan mau ‘putus’ dari kamu!

“Berusahalah jadi setia.” Ucapmu.

“Kenapa bilang begitu?”

“Hanya ingin kamu berusaha jadi setia.”

“Jadi menurutmu selama ini aku tidak setia?”

“Tidak.”

“Apa?”

“Kamu baru dibilang setia kalau sudah sampai di pelaminan dengaku. Itupun kamu baru memulai kesetianmu.”

“Hah?”

“Jadi, berusahalah jadi setia. Agar kita sampai dipelaminan.”

Kamu tersenyum kepadaku. Membuat bibirku juga tertarik untuk tersenyum.

“Seberapa dalam cintamu ke Arsyad?”

Nama itu. Nama pacar dari sahabatku. Orang yang pernah ku cintai. Dan orang yang banyak mengajarkanku.

“Seberapa dalam? Entahlah.”

“Cukup dalam yah?” Tanyamu berusaha mendapat tatapanku.

“Aku tidak tahu. Aku juga sudah tidak suka dengan dia.”

“Aku tahu itu, mana mungkin kamu mau denganku disaat kamu mencintai orang lain?”

Aku menghela nafas. “Lalu, Kenapa bertanya begitu?”

“Karena, aku ingin membuatmu mencintaiku lebih dalam daripada saat kamu mencintai Arsyad.”

Aku tersenyum  manis. Aku tidak peduli lagi seberapa dalam cintaku dulu padanya, aku tidak peduli lagi dengan dia. Aku sudah melupakannya. Aku sudah bersamamu. Dan aku akan berusaha jadi setia.

Setia mu, akan kamu tahu disaat kamu berpisah darinya karena kematian.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar