Cinta Sejatiku Untukmu
Ini bukan
perkara apa aku layak mendapatkan kasih sayang yang tulus dari hatimu atau aku
malah hanya bisa mendapatkan sebuah pelukan palsu dibalik kebencian hatimu
padaku. Tapi ini perkara siapa yang selalu ada untukmu disaat kamu jatuh
kedalam lubang yang entah keberapa kalinya kau lakukan itu dengan bodohmu. Aku
hanya ingin mengatakan padamu sekali lagi!
Bukannya aku
menuntut sebuah cinta akibat perbuatanku padamu. Aku hanya ingin kau mengerti
bahwa hanya aku yang benar-benar ada disaat kau butuh pertolongan. Tidakkah kau
menyesal?
Aku sama sekali
tidak ingin mengemis di hadapanmu hanya untuk perhatian kecilmu yang palsu
meskipun aku sama sekali tidak pernah diperhatikan oleh siapapun. Namun aku
selalu mau disampingmu karena aku yakin hanya aku yang bisa sekuat ini menghadapimu.
Sayang, ini
bukan perkara siapa yang akan tersakiti hatinya oleh sikap ketidakcocokan kita
ini. Itu tidak perlu dipertanyakan lagi, tentu saja hatinya yang akan terluka
itu aku! Tapi pernahkah aku mengatakan aku benci kepadamu sehingga aku akan
pergi?
Aku mencoba
untuk menahan segala amarah di dalam hatiku untuk keutuhan hubungan ini namun
ternyata dengan gampangnya kau mengatakan kau merasa lelah dengan benang-benang
kasih sayangku?
Siapa yang
salah? Siapa yang bodoh? TENTU SAJA AKU! Yang ingin terus disampingmu, yang
tidak pernah mempertanyakan rasa kasih sayangmu, yang tidak pernah menuntut
perhatianmu, yang tidak pernah mengeluh atas sikap dinginmu, namun aku selalu
ada di saat kau terluka!! AKU BODOH!
Apa kau belum
pernah tahu rasanya kehilangan orang seperti diriku? Apakah di titik ini kau
ingin merasakannya? Rasanya akan pedih, seperti tergores luka yang sangat dalam
lalu kau tenggelam dalam air garam. Kau baru saja akan merasakannya.
Aku menangis,
aku tersenyum, aku tertawa, aku bahagia, aku sedih, aku kecewa, aku cemas, aku
terluka, aku menghilang, dimatamu tetap saja sama. Aku adalah orang yang
memanggil namamu dalam tidurku. Meskipun kau menyadari sekarang aku tak pernah bisa bangun lagi.
Rasa Sayang yang Berbeda
Sekarang aku
sadar kalau kita bukanlah pasangan yang serasi. Kita berbeda. Sangatlah jauh
berbeda. Meskipun kau mengatakan kau suka coklat akupun suka coklat namun itu
bukanlah bukti bahwa kita berjodoh.
Aku merasakan
nyamanya diperhatikan dan dilindungi oleh kuatnya kasih sayangmu kepadaku namun
disaat yang bersamaan aku memikirkan akan kepada siapa aku nanti akan
memberikan cinta tulusku. Bukankah aku harus menyadari keberadaanmu?
Aku tertawa
bersamamu dan aku merasa tidak ingin melepasmu namun sekarang aku mulai
ketakutan untuk tidak bisa lagi membedakan apakah aku sayang terhadapmu atau
hanya kesepian akibat tak ada orang yang memperlakukanku seperti kau membuatku
tertawa. Harusnya aku bisa membedakannya dan harusnya aku yakin terhadap diriku.
Sekarang aku
sadar simpatiku kepadamu hanyalah perhatian biasa yang tidak ku berikan kepada
orang lain karena aku tidak tahu kepada siapa aku akan memberi perhatianku
selain dirimu. Sekarang aku sadar aku membedakanmu dengan orang lain hanyalah
karena kau begitu baik sedangkan yang lain hanya melewatiku begitu saja. Aku
sadar kalau kini aku mulai sedang menanam benih kasih sayang itu demi menjaga perasaanmu.
Namun kau
tiba-tiba menyadarkanku akan kepahitan dunia ini. kau membuatku tidak perlu
berfikir bahwa aku mencintaimu atau tidak.
Lalu aku
menelan ludahku sendiri ketika tahu kau hanya menganggapku sebagai adik
perempuanmu.
Perempuan Lain
Aku tidak tahu
mengapa kau berubah sejak aku mengatakan aku ingin hidup bersamamu terus dan
selamanya. Aku ingin kau mendampingiku dengan rasa sayangmu yang tulus itu. aku
ingin kau mengatakan ‘aku cinta padamu’ setiap hari.
Lalu entah
bagaimana caranya kau mencoba untuk meninggalkan diriku. Kau mencoba menjauh
dan tidak memberi kabar pada diriku, kau mengira aku akan putus asa seperti
itu? apakah kau kira cintaku selemah cinta orang lain padamu?
Aku yakin saja
bahwa aku akan bertahan meskipun kau memberiku hadiah cemoohan rasa tak ingin
melihatku lagi. Aku tidak peduli bagaimana cara perjuangkan dirimu. Aku tahu kau
juga mencintaiku namun entah apa namanya yang membuat kau harus meninggalkanku.
Sesekali aku
terdiam dan menatap bulan yang cerah. Apakah aku tidak pantas untukmu? Apakah
air mataku tak berarti untukmu? Disaat air mataku tercurah untuk yang terakhir
kalinya, disaat itu pula aku menguatkan hatiku dengan kesabaran yang tersisa
dari diri ini.
Kau telah
mempunyai pasangan hidup yang lebih mencintaimu.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar